Yuk Jatuh Cinta kepada-Nya!

 Cinta kepada Allah adalah perjalanan sunyi, ketika jiwa menyerahkan segala rindu dan gelisahnya, menemukan ketenangan dalam sujud yang panjang, dan menyadari bahwa setiap detak jantung adalah panggilan-Nya untuk terus mendekat dan berserah tanpa sayarat.

(Fahruddin Faiz)

Sudah dua hari buku pak Fahruddin Faiz hadir di rumah saya. Buku terbitan Noura Books Desember 2024 ini memiliki 228  halaman. Buku Jatuh Cinta kepada-Nya merupakan sebuah karya spiritual yang mendalam.  Mengajak pembaca untuk memahami cinta sejati kepada Tuhan. Buku ini tidak hanya menawarkan wacana tentang cinta dalam konteks tasawuf, tetapi juga menyajikan panduan praktis untuk mendekatkan diri kepada Allah. Melalui ulasan mendalam tentang konsep mahabbah (cinta ilahiah) dan maqām (tingkatan spiritual), penulis membawa pembaca untuk merenungkan kembali tujuan hidup manusia dalam bingkai spiritualitas.  

Buku yang terdiri dari 10 bab  ini diawali dengan alegori cinta Laila Majnun karangan Nizami Ganjavi dan cinta Yusuf dan Zulaikha karangan Abdurrahman Jami. Kemudian Fahruddin Faiz membahas Kecerdasan emosi secara komprehensif juga memberikan penjelasan strategi dan tips mengembangkan kecerdasan emosi. Bagaimana menjadi pribadi Stoik, Spiritualisasi sakit hati juga pembahasan mengenai mencintai Rasulullah semakin menguatkan kita untuk jatuh cinta kepada-Nya. 

Gaya Reflektif buku ini membahas berbagai dimensi cinta ilahiah melalui pemikiran tokoh-tokoh besar tasawuf seperti Rabi‘ah Al-‘Adawiyah, Jalaluddin Rumi, dan Hafizh Shirazi. Fahruddin Faiz mengupas perjalanan spiritual yang diawali dari maqām tobat hingga mencapai maqām mahabbah sebagai puncak tertinggi. Penulis memaparkan bahwa cinta kepada Tuhan adalah bentuk pengabdian yang murni, tanpa pamrih, dan melibatkan seluruh aspek kehidupan.

Salah satu tokoh utama yang dibahas dalam buku ini adalah Rabi‘ah Al-‘Adawiyah, seorang sufi perempuan yang dikenal dengan konsep cinta tanpa pamrih. Melalui syair-syair dan kisah hidupnya, Rabi‘ah menunjukkan bagaimana cinta kepada Allah melampaui kecintaan terhadap duniawi. Penulis juga mengulas pandangan sufi lain seperti Jalaluddin Rumi, yang menggunakan metafora cinta dalam puisi-puisinya untuk menggambarkan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. 

Buku ini juga menjelaskan tanda-tanda cinta kepada Allah. Beberapa tanda tersebut adalah rasa senang bertemu dengan-Nya, selalu mengutamakan kehendak-Nya di atas kehendak pribadi, memperbanyak zikir, menikmati ketaatan, dan bersikap lembut kepada makhluk-Nya. Selain itu, buku ini mengajak pembaca untuk memahami tingkatan cinta, mulai dari cinta yang bersifat material hingga cinta yang sepenuhnya spiritual, yang dikenal sebagai mahabbah.

Di tengah dunia modern yang penuh distraksi dan tekanan sosial, buku ini menawarkan pencerahan yang sangat relevan bagi generasi muda. Berikut adalah beberapa alasan mengapa buku ini penting untuk dibaca oleh kaum muda:

Pertama, menanamkan nilai Spiritualitas. Generasi muda saat ini hidup dalam era digital yang serba cepat, penuh tekanan sosial, dan seringkali terjebak dalam materialisme. Buku ini mengingatkan bahwa kehidupan yang bermakna tidak hanya bergantung pada kesuksesan duniawi, tetapi juga pada hubungan spiritual yang mendalam dengan Tuhan. Cinta kepada Allah yang dibahas dalam buku ini memberikan panduan untuk menemukan kedamaian di tengah hiruk-pikuk kehidupan.

Kedua, menguatkan moral dan etika. Buku ini menanamkan nilai-nilai luhur seperti keikhlasan, ketulusan, dan pengorbanan. Generasi muda yang menghadapi berbagai tantangan moral dan etika dapat menjadikan buku ini sebagai pedoman untuk menjaga prinsip-prinsip hidup yang benar. Penulis menegaskan bahwa cinta kepada Allah melibatkan ketaatan dan pengabdian yang tulus, yang pada akhirnya memperkuat fondasi moral seseorang.

Bisa menjawab kegelisahan generasi muda, alasan ketiga kenapa buku ini penting. Banyak anak muda merasa gelisah mencari jati diri, tujuan hidup, dan kebahagiaan sejati. Buku ini menawarkan jawaban melalui perspektif tasawuf, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati hanya dapat ditemukan dengan mencintai Allah. Kisah-kisah inspiratif dari tokoh-tokoh sufi dalam buku ini memberikan pelajaran bahwa cinta ilahiah mampu mengatasi segala kegelisahan hidup.

Alasan keempat, menginspirasi untuk menemukan tujuan hidup. Buku ini membantu generasi muda untuk memahami pentingnya memiliki tujuan hidup yang melampaui hal-hal material. Melalui perjalanan spiritual yang dijelaskan, pembaca diajak untuk menjadikan cinta kepada Allah sebagai tujuan utama. Dengan menjadikan Allah sebagai prioritas, kehidupan menjadi lebih bermakna dan penuh kedamaian.

Kelima, memberikan pemahaman Cinta sejati. Dalam buku ini, penulis mengajarkan bahwa cinta sejati adalah cinta yang tidak bersyarat. Generasi muda sering terjebak dalam definisi cinta yang dangkal, terbatas pada hubungan antarmanusia. Buku ini menunjukkan bahwa cinta sejati adalah cinta kepada Tuhan, yang tidak didasarkan pada imbalan seperti surga atau takut akan neraka, melainkan pengabdian sepenuh hati kepada-Nya.

Buku Jatuh Cinta kepada-Nya layak dibaca karena tidak hanya sebuah buku teori, tetapi juga panduan praktis untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan bahasa yang sederhana dan pembahasan yang mendalam, buku ini cocok untuk semua kalangan, termasuk pembaca yang baru memulai perjalanan spiritual mereka. Penulis juga menyajikan kisah-kisah yang menggugah hati, membuat pembaca tidak hanya memahami, tetapi juga merasakan makna cinta kepada Allah.

Blue Diamond 20 January 2025

Komentar