Masih dalam suasana libur awal tahun 2025. Saya membuka youtube dan mencari filem India. Filem India? Yang bener aja? Kalau Korea, China, Turki atau Hollywood sih mungkin biasa. Entah kenapa saya ingin menonton sesuatu yang berbeda kali ini. Dalam halaman pencarian di youtube, saya klik filem pertama yang direkomendasikan. Salman Khan dan Kareena Kapoor Khan tertulis sebagai pemeran, hal ini membuat saya penasaran. Semoga artis bagus filemnya juga bagus.
Film ini berjudul Bajrangi Bhaijaan yang dirilis pada tahun 2015. Kabir Khan menjadi sutradara filem ini yang memadukan elemen drama, komedi, dan nilai-nilai kemanusiaan. Selain dibintangi Salman Khan, Kareena Kapoor Khan, ada juga artis cilik Harshaali Malhotra yang baru saya kenal. Film ini menggambarkan perjalanan seorang pria Hindu bernama Pawan Kumar Chaturvedi, atau yang lebih dikenal sebagai Bajrangi, dalam mengembalikan seorang gadis kecil bisu bernama Shahida ke keluarganya di Pakistan. Shahida, yang berasal dari keluarga Muslim, terpisah dari orang tuanya saat bepergian di India.
Cerita dimulai dengan Shahida, seorang gadis kecil asal Pakistan yang bisu sejak lahir. Ia bersama ibunya pergi ke India untuk mengunjungi tempat suci demi mencari kesembuhan. Dalam perjalanan pulang, Shahida terpisah dari ibunya dan tersesat di Delhi. Di tengah keputusasaannya, Shahida bertemu dengan Bajrangi, seorang pria Hindu yang taat. Meskipun awalnya ragu, Bajrangi akhirnya memutuskan untuk membantu Shahida pulang ke Pakistan, meskipun perjalanan tersebut penuh dengan tantangan.
Dalam perjalanannya, Bajrangi menghadapi berbagai hambatan, baik dari segi budaya, agama, maupun politik. Namun, tekadnya untuk menyatukan Shahida dengan keluarganya tidak pernah surut. Perjalanan ini tidak hanya menjadi ujian bagi Bajrangi sebagai individu tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang melampaui batas agama dan negara.
Saat menyaksikan filem ini, saya teringat dengan mata kuliah Living Religions yang saya ampu Bersama Prof. Dody S Truna di Pascasarjana UIN Bandung. Pendekatan Living Religions berfokus pada bagaimana agama-agama dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebagai doktrin atau ritual formal. Dalam Bajrangi Bhaijaan, pendekatan ini sangat relevan, karena film ini menunjukkan interaksi antara agama Hindu dan Islam dalam kehidupan nyata. Ini bisa terlihat dalam:
a. Simbolisme Religius. Bajrangi digambarkan sebagai seorang penganut Hindu yang taat, memegang teguh nilai-nilai dharma dan kejujuran. Ia sangat menghormati Dewa Hanuman, yang menjadi simbol keberanian dan pengabdian. Di sisi lain, Shahida berasal dari keluarga Muslim yang taat, meski baru berusia 6 tahun ia mencerminkan pentingnya doa dan iman dalam tradisi Islam.
b. Interaksi Antaragama. Film ini menggambarkan bagaimana individu dari latar belakang agama yang berbeda dapat saling membantu dan memahami. Meskipun Bajrangi awalnya bingung bagaimana berinteraksi dengan Shahida yang berasal dari agama dan negara yang berbeda, ia perlahan-lahan belajar untuk menghormati keyakinannya.
c. Penyelesaian Konflik. Konflik antara India dan Pakistan sering kali diperburuk oleh perbedaan agama. Namun, film ini menunjukkan bahwa konflik tersebut dapat diselesaikan melalui dialog dan empati. Bajrangi memilih jalur perdamaian dan kasih sayang untuk mengatasi tantangan, bukan kekerasan atau konfrontasi.
Interaksi antara agama Hindu dan Islam yang digambarkan di filem memang tidak dalam kondisi yang baik-baik saja. Prasangka antar pemeluk agama sangat terlihat. Ini menciptakan konflik yang membuat upaya pengembalian Shahida ke kampung halamannya menjadi sangat sulit bahkan mengancam nyawa Bajrangi. Namun kebeningan hati Bajrangi yang didasarkan pada Iman Hindu yang dianutnya membuatnya mampu melewatinya. Ada nilai toleransi yang menurut saya mengemuka dalam filem ini.
Nilai Menghargai Perbedaan
Film ini mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan agama, budaya, dan bangsa. Bajrangi tidak pernah memaksakan keyakinannya kepada Shahida, sebaliknya ia berusaha memahami dan menghormati tradisinya.
Nilai Empati dan Kepedulian
Salah satu pesan kuat dalam film ini adalah pentingnya empati terhadap sesama manusia. Bajrangi menunjukkan bahwa kepedulian tidak mengenal batas agama atau negara. Dengan membantu Shahida, ia mengajarkan bahwa kemanusiaan harus selalu menjadi prioritas.
Nilai Memperjuangan Keadilan
Bajrangi berani melintasi perbatasan dan menghadapi risiko besar demi memastikan Shahida kembali ke keluarganya. Perjuangannya mencerminkan pentingnya memperjuangkan kebenaran dan keadilan, meskipun menghadapi banyak rintangan.
Saya merenungkan, saat semua umat beragama menjalankan agamanya dengan penuh kesadaran, bukan hanya religious melainkan beragama secara spiritual maka ia akan berprilaku baik pada sesama manusia. Semua mahluk adalah ciptaanNya. Agama adalah jalan menujuNya. Karena berupa jalan, maka jumlahnya akan banyak. Namun semuanya adalah ekspresi hubungan manusia dengan yang Ilahi.
Filem ini saya pikir berhasil menggambarkan bagaimana nilai-nilai agama dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menciptakan perdamaian. Relevansinya dengan konteks Indonesia sangat jelas, mengingat keragaman yang dimiliki bangsa ini. Film ini mengingatkan bahwa konflik dapat diselesaikan melalui pendekatan humanis dan dialog, bukan dengan memperkeruh perbedaan.Melalui empati, penghargaan terhadap perbedaan, dan pendidikan toleransi, Indonesia dapat belajar untuk memperkuat persatuan dalam keberagaman, seperti yang dicontohkan oleh perjalanan Bajrangi dan Shahida.
#day2nulis #30haribercerita
Komentar
Posting Komentar