Yuk Bersihkan Septik Tank Emosi Kita
Adakah manusia di dunia ini yang tidak menghasilkan sampah? Manusia dari bayi sampai manusia yang udzur
pasti menghasilkan sampah setiap harinya. Bayi baru lahir menghasilkan sampah
minimal dari proses pencernaa tubuhnya. Apalagi kalau gaya hidup orang tuanya
yang instan dengan memakaikan diapers atau memberikan susu formula, tentu
sampah yang dihasilkannya lebih banyak lagi. Semua manusia menghasilkan sampah.
Sampah
yang dibicarakan di atas adalah sampah material yang nampak. Bagaimana dengan
sampah emosi yang tak kasat mata? Sebagai mahluk individu dan sosial yang
memiliki perasaan, manusia kerap mengalami dan menghadapi berbagai kejadian
yang tidak sesuai dengan yang diharapkannya. Ini bisa dikatakan masalah karena
ada kesenjangan antara yang diharapkan dan yang terjadi. Masalah ini
memunculkan emosi negatif. Emosi negatif
ini terus menumpuk bertahun tahun tanpa disadari menjadi sumber penyakit dan bau seperti sampah.
Sampah emosi
yang menumpuk bertahun tahun ini semakin betah dengan banyaknya informasi
negatif yang kita konsumsi. Informasi kriminal, informasi tentang kejelekan
orang lain, informasi tentang bobroknya institusi tempat kita bekerja, serta
berbagai informasi negatif lain yang hari ini sangat mudah kita temukan.
Bagaimana sebenarnya dampak dari sampah emosi yang menumpuk dan tidak
dibersihkan ini?
Sebuah
cerita ilustatif mungkin akan mempermudah kita menyadari bahayanya menumpuk
sampah emosi. Cerita ini bermula dari seorang guru yang menugaskan
murid-muridnya untuk membawa satu kantong plastik besar dan mengisinya dengan
tomat. Tomat-tomat tersebut mewakili setiap orang yang pernah menyakiti hati
mereka. Setiap tomat dinamai dengan nama orang yang menyakiti dan semua
dimasukan ke dalam kantong.
Beberapa
murid memasukan banyak tomat, sebagian membawa sedikit. Para murid harus
membawa kantong yang berisi tomat tersebut kemanapun mereka pergi. Menemani
saat pulang, bermain, belajar, dibawa lagi ke sekolah, diletakan disamping
bantal mereka tidur, pokoknya, kantong tomat itu tidak boleh jauh dari mereka.
Makin hari,
makin banyak murid yang mengernyitkan hidung karena tomat-tomat tersebut
mengeluarkan aroma busuk. “Apakah kalian telah memaafkan nama-nama yang kalian
tulis pada tomat tersebut? Tanya sang guru.
Para murid
kebanyakan sepakat untuk belum memaafkan nama-nama yang telah menyakiti mereka.
“Jika demikian, kalian tetap harus membawa tomat itu kemanapun kalian pergi”.
Hari
demi hari berlalu. Bau busuk yang dikeluarkan tomat-tomat itu semaki menjadi. Banyak
dari mereka menjadi mual, pusing dan tidak nafsu makan karenanya. Ahirnya mereka
membuang tomat-tomat tersebut ke tempat sampah. Dengan asumsi mereka juga
memaafkan nama-nama yang mereka tulis di atas kulit tomat.
“Nah,
muridku, sakit hati yang kalian tanam sama seperti tomat-tomat itu. Semakin kalian
banyak sakit hati dan tidak memafkan maka semakin berat kalian melangkah. Semakin
hari sakit hati dan tidak memaafkan itu akan membusuk dan meracuni pikiran
kalian”, ujar sang guru.
Karena
itu sekalipun kalian menyimpan sakit hati pada orang lain karena perilaku
mereka, maafkanlah mereka dan lupakan yang pernah mereka lakukan. Sakit hati
itu sama seperti tomat-tomat busuk, kalian bisa membuangnya ke tempat sampah.
Sampah
emosi yang menumpuk karena sakit hati ini berakibat langsung pada kesehatan kita
secara fisik. Gangguan kesehatan ini sering disebut dengan psikosomatis.
Penyakit fisik yang diakibatkan oleh pikiran negatif atau masalah emosi seperti
stress, kecewa, depresi, rasa berdosa dan emosi negatif lainnya.
Ketika
kita stress maka hormon noradrenalin diproduksi otak kita. Ketika kita takut,
adrenalin yang akan muncul. Hormon merupakan zat penyampai pesan pada tingkat
sel. Artinya zat-zat ini yang menyampaikan perintah dari otak kepada tiap-tiap
sel. Misalnya, pesan “marah” yang disampaikan tubuh akan bereaksi melalui
ketegangan dan aktifitas. Kedua zat ini berguna untuk mempertahankan hidup
namun disisi lain sangat beracun. Jika seseorang terus menerus naik darah dan
didera stres hebat, dia dapat jatuh sakit karena keracunan noradrenalin, cepat
tua dan meninggal dini. (Shigeo Haruyama, The Miracle of Endorphin, 31: 2014)
Kematian
merupakah hal yang niscaya bagi setiap manusia. Tidak ada yang meragukan hal
itu. Saat ini kita masih diberikan kesempatan hidup. Alangkah ruginya bila dalam menjalani hidup tumpukan
sampah emosi mengganggu kita. Menurut Faiz Zainuddin, ada 5 sumber penderitaan
hidup yang menjadi sampah emosi sehingga seseorang menjadi tidak bahagia.
1 Menyesali masa lalu.
2 Tidak menerima
kondisi saat ini.
3 Khawatir terhadap
masa depan.
4 Terlalu mendengarkan
omongan orang lain.
5 Tidak mau memaafkan.
Kira-kira
dari 5 hal ini kita masih memiliki berapa? Kalau masih ada semoga dengan
hadirnya bulan Ramadhan kita bisa membersihkan sampah-sampah emosi sampai ke
dasarnya. Cara membersihkannya seperti kita akan membersihkan septik tank. Tau kan
septik tank? Ya...kita harus membuka penutupnya sebelum membersihkannya. Pasti bau menyengat keluar. Kita harus tetap menghadapinya. Mengakui
bahwa tumpukan sampah emosi itu ada dan ridha dengan perasaan apapun yang
muncul, kemudian memasrahkan agar Allah kiranya membantu kita membersihkan
sampah emosi tersebut. Prosedur ini dalam terapi SEFT disebut Personal Peace
Prosedur (3P). Proses bagaimana 3P tidak akan saya share pada tulisan kali ini
karena selain panjang, juga prosedur ini harus dipraktikan. Mumpung bulan
Ramadhan...bersih bersih sampah emosi yuuk!
Sumber
Bacaan:
Ahmad
Faiz Zainuddi, SEFT for Healing+Succes+Happiness+Greatness, Jakarta: Afzan
Publishing, 2011)
Shigeo
Haruyama, The Miracle of Endorphin, (Bandung: Mizan, 2014)
Caesars Rewards Casino Launches New Player Rewards Program
BalasHapusNow, new players 부산광역 출장마사지 can earn rewards points on 포천 출장샵 social casino games like 여수 출장샵 blackjack, 대전광역 출장안마 roulette and more. Players can 안산 출장안마 earn points for free when