Memang Kenapa Kalo Flat?

"Life is never flat". Jargon ini dipakai salah satu  snack yang membuat produknya berbentuk bergelombang. Gelombang membuat kondisi jadi meriah, jadi menyenangkan. Bentuk yang datar tidak memiliki kekhasan akan mudah dilupakan orang. Datar...sederhana dan itu-itu saja.

Hidup yang datar memang membosankan. Adrenalin tidak terpacu lebih kencang. Kreatifitas mentok disitu. Hari ke hari hanya berhadapan dengan rutinitas. Maukah menghabiskan hidup untuk hidup yang datar datar saja?

Rutinitas yang menindas mungkin menyebalkan. Tapi karena adanya rutinitas kita jadi memiliki sesuatu yang kita nantikan. Kita tunggu. Kita perhatikan. Sebagaimana cerita Little Prince yang memiliki sekuntum bunga  yang ia jaga.

Saat kita biasa bertemu pukul dua, maka sebelum pukul dua kita menjadi gelisah mempersiapkan sebuah pertemuan.  Satu jam sebelumnya menjadi saat yang menyenangkan dan lebih menyenangkan lagi saat bisa bertemu. Kita menjadi berharga pada saat memiliki komitmen dengan yang lain. Memiliki keterikatan.

Kembali pada "Life is never flat". Flat ternyata juga memiliki sisi yang menyenangkan. Tidak selamanya gelombang itu meriah. Bagaimana bila ternyata seseorang cenderung menyukai hal yang sunyi? Bahkan di tengah keramaian yang dicari adalah kesunyian. Semakin meriah justru yang terasa adalah kesenyapan.

Kalaulah kesenyapan sebuah pilihan.
Akan kurangkul ia menjadi sahabat.
Berbagi cerita lewat desahan nafas dan tarian jemari di atas keyboard.
Persetan dengan semua celoteh yang menjejali telinga.
Berisik dan tak lagi asyik

Seulas senyum dan pelukan hangat
Menenangkan jiwa yang penuh dengan tanya
Jawab akan menemukan para pencarinya
Dalam kosong dan datar
Menghampiri sambil menelusupi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue