Ngisi Waktu Sela
Beli kerudung ketinggalan entah dimana. Kunci motor kemarin diamankan pak satpam karena tergeletak begitu saja di koridor kampus. Hari ini nescaffe moca dingin...gak tau ada dimana. Kenapa belakangan ini kembali penyakit lupa menghampiri?
Untuk kerudung misalnya, saya membelinya sesaat sebelum sampai ke rumah. Setelah membayar langsung saya masukan ke tas. Ternyata saya mau mengambil jaket yang ada di dasar tas, kemungkinan kerudung itu terjatuh saat jaket diambil. Saat tiba di rumah, kerudung itu sudah tidak ada. Kunci motor dan sarung tangan saya pegang dengan baik, saya pisahkan dengan helm dan tas dan akan saya simpan husus agar tidak lupa...eh kenapa kok malah saya tinggal di koridor kampus? Demikian juga kopi dingin yang baru saja saya beli. Kopi tersebut saya masukan ke kantong plastik hitam bersama dengan tali rafia untuk simulasi kuliah. Tapi saat tiba di ruang kuliah kok gak ada juga? Duh...haus banget nih...ngileeer inget enaknya kopi dingin hik hik hik....mo nyari lagi jauh ey...motor saya parkir di fakultas...koprasi mahasiswa dah rata dengan tanah...kemanaa kemanaa..kemanaa...saya cari minum...
Hmmm...mungkin saya sedang memikirkan hal lain sehingga tidak konsentrasi. Padahal baiknya saya selalu siap dan konsentrasi dengan apa yang sedang dilakukan. Ya semoga tidak terulang dan selalu belajar dari apa yang terjadi. Kata orang tua sih kalo udah keseringan begini artinya saya kurang istighfar. Ya...itu benar...ritual saya agak kendor belakangan ini.
Amanah sebagai pembimbing praktek Ibadah di Fakultas hari ini paling tidak merupakan sebuah pertanda dari-Nya bahwa ia ingin saya rajin bermesraan dengannya. Ok saya siap Rabb...kembali rangkul saya dalam dekapan kasih-Mu...siang seperti Singa dan malam laksana malaikat. Hehe bisa gak ya? Pasti bisa...tapi malaikat berhubungan seksual gak? Jumlah mereka banyak bagaimana mereka bereproduksi? Ah...udahlah gak usah ngurusin malaikat...pokoknya sebisa mungkin mengalokasikan waktu malam hari untuk tidur, belajar dan berkhalwat dengan-Nya.
Saya mengisi blog ini sambil menghabiskan waktu menunggu jam 14.15 mengajar Agama dan Gender karena kelas sebelumnya ada pertandingan final sepak bola dan kuliah saya di cancel. Pertemuan ke 5 kali ini saya mau membahas tentang faktor pelestari ketidakadilan gender. Simulasi "Mengapa Kokom Mati? sudah saya persiapkan. Mulai dari rafia untuk bikin jaring laba-laba sampai sekenario simulasi...Ya cari minum dan siap-siap ke kelas. Serunya...ngajar topik dan tema kuliah yang saya sukai. Ganbate!!! Mahasiswa....yuk bermain peran....
Untuk kerudung misalnya, saya membelinya sesaat sebelum sampai ke rumah. Setelah membayar langsung saya masukan ke tas. Ternyata saya mau mengambil jaket yang ada di dasar tas, kemungkinan kerudung itu terjatuh saat jaket diambil. Saat tiba di rumah, kerudung itu sudah tidak ada. Kunci motor dan sarung tangan saya pegang dengan baik, saya pisahkan dengan helm dan tas dan akan saya simpan husus agar tidak lupa...eh kenapa kok malah saya tinggal di koridor kampus? Demikian juga kopi dingin yang baru saja saya beli. Kopi tersebut saya masukan ke kantong plastik hitam bersama dengan tali rafia untuk simulasi kuliah. Tapi saat tiba di ruang kuliah kok gak ada juga? Duh...haus banget nih...ngileeer inget enaknya kopi dingin hik hik hik....mo nyari lagi jauh ey...motor saya parkir di fakultas...koprasi mahasiswa dah rata dengan tanah...kemanaa kemanaa..kemanaa...saya cari minum...
Hmmm...mungkin saya sedang memikirkan hal lain sehingga tidak konsentrasi. Padahal baiknya saya selalu siap dan konsentrasi dengan apa yang sedang dilakukan. Ya semoga tidak terulang dan selalu belajar dari apa yang terjadi. Kata orang tua sih kalo udah keseringan begini artinya saya kurang istighfar. Ya...itu benar...ritual saya agak kendor belakangan ini.
Amanah sebagai pembimbing praktek Ibadah di Fakultas hari ini paling tidak merupakan sebuah pertanda dari-Nya bahwa ia ingin saya rajin bermesraan dengannya. Ok saya siap Rabb...kembali rangkul saya dalam dekapan kasih-Mu...siang seperti Singa dan malam laksana malaikat. Hehe bisa gak ya? Pasti bisa...tapi malaikat berhubungan seksual gak? Jumlah mereka banyak bagaimana mereka bereproduksi? Ah...udahlah gak usah ngurusin malaikat...pokoknya sebisa mungkin mengalokasikan waktu malam hari untuk tidur, belajar dan berkhalwat dengan-Nya.
Saya mengisi blog ini sambil menghabiskan waktu menunggu jam 14.15 mengajar Agama dan Gender karena kelas sebelumnya ada pertandingan final sepak bola dan kuliah saya di cancel. Pertemuan ke 5 kali ini saya mau membahas tentang faktor pelestari ketidakadilan gender. Simulasi "Mengapa Kokom Mati? sudah saya persiapkan. Mulai dari rafia untuk bikin jaring laba-laba sampai sekenario simulasi...Ya cari minum dan siap-siap ke kelas. Serunya...ngajar topik dan tema kuliah yang saya sukai. Ganbate!!! Mahasiswa....yuk bermain peran....
Komentar
Posting Komentar