Lanjutan...

Pulang ngajar saya memikirkan kenapa belakangan ini saya jadi pelupa. Saya datangi toko kerudung dekat kampus untuk menanyakan barangkali ada kerudung yang jatuh malam kamis lalu. Baru saja mau bertanya si mbak malah mendahului bertanya "teh kerudungnya kemarin ketinggalan gak dibawa pulang". Ya ampun...ternyata tidak jatuh...saya tidak memasukannya ke tas. Saya bertanya kondisi saya malam itu kayak gimana? Jawab penjual katanya saya terburu-buru karena kondisi hujan lebat dan teringat anak dan mau pulang. Gubraak...segitunya ya?

Saking penasarannya saya datangi warung penjual kopi dingin yang saya beli. Bertanya"teh tadi siang saya beli tali rafia banyak, kemudian beli kopi dingin juga, barangkali tertinggal, liat ngak? Jawab penjual "iya ada di lemari pendingin...tadi teteh ngeloyor aja pergi".

Ya Allah...tubuh saya ada di situ waktu beli tapi pikiran saya udah di tempat lain karena waktunya mepet. Dua kejadian ini jadi pelajaran agar saya tuntas memakai pikiran dalam mengerjakan sesuatu. Kejadian pertama malam hari...kondisi hujan dan diluar agenda hari itu. Suara anak-anak di rumah cukup membuat saya gugup karena mati lampu sedangkan saya masih dijalan. Kejadian ke dua, juga di luar agenda. Tiba-tiba saya harus menghadiri undangan pembukaan praktek ibadah dan kegiatannya menyita waktu, padahal lokasi rapat dan lokasi kelas berbeda. Ya...kondisi seperti ini membutuhkan konsentrasi penuh dan saya harus lebih waspada dengan hal ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Kembali!

Aksi-Refleksi Bersama Bloom

Sunan Ampel dan Cardinal Virtue